Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mengenal Manfaat Kesehatan dan Potensi Perkembangan Perdagangan Kayu Manis, Rempah Primadona Incaran Para Pedagang

 


Natulogy.com - Kayu manis adalah rempah-rempah yang sudah dikenal sejak lama dan menjadi primadona di dunia perdagangan rempah-rempah.

Indonesia sendiri pernah menjadi eksportir utama kayu manis dunia dan masih menjadi produsen dan eksportir utama kayu manis dengan pangsa pasar 25% senilai 25,4 juta US Dollar pada tahun 2006.

Luas areal pertanaman kayu manis di Indonesia mencapai 135.000 hektar dengan produksi kurang lebih 103.000 ton.

Namun, sejumlah negara mulai menyaingi Indonesia seperti Tiongkok, Vietnam, dan Sri Lanka yang terus meningkatkan kualitas dan ekspor kayu manis.

Perkembangan Perdagangan Kayu Manis

Sejarah perdagangan rempah-rempah di Indonesia sudah dimulai sejak abad Kerajaan, di mana Indonesia menjadi destinasi perdagangan rempah-rempah sebelum tahun Masehi.

Pada abad penjelajahan samudra, sejumlah rempah menjadi primadona yang menjadi incaran para pedagang Eropa.

Nilai jualnya begitu tinggi sehingga dapat dikategorikan sebagai komoditas mewah pada saat itu. Pada abad ke-21, rempah-rempah dari Indonesia tetap menjadi primadona jual, salah satunya adalah rempah kulit kayu manis.

Namun, untuk mempertahankan bahkan meningkatkan ekspor kayu manis, Indonesia harus melakukan terobosan dan upaya serius.

Saat ini, belum banyak industri yang memberi nilai tambah dari kayu manis sehingga Indonesia hanya mengekspor bahan mentah.

Ekspor kayu manis Indonesia sebagian besar 95% dalam bentuk gulungan dan broken, sedangkan dalam bentuk powder masih sangat sedikit.

Negara tujuan ekspor utama Indonesia dalam bentuk gunungan adalah Amerika Serikat sebanyak 41% dengan nilai 13 juta US Dollar pada tahun 2006, sedangkan dalam bentuk broken adalah Singapura.

Potensi Pertumbuhan Kayu Manis di Indonesia

Indonesia memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan perkebunan kayu manis, terutama di 5 provinsi terbesar penghasil kayu manis, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Yogyakarta, Boyolali, dan Kalimantan Selatan.

Sebagian besar pendapatan warga di daerah-daerah tersebut ditopang dari memproduksi kayu manis.

Sumatera Barat menjadi potensi pertumbuhan perkebunan kayu manis yang cukup tinggi karena termasuk dalam provinsi yang penanaman kayu manis terbesar dengan andil sekitar 80% dibandingkan provinsi lain.

Perkebunan kayu manis di Sumatera Barat dimiliki oleh masyarakat lokal dan juga ada yang dimiliki oleh perusahaan maupun pihak swasta.

Jambi juga memiliki potensi perkebunan kayu manis yang tinggi. Sebagian masyarakat di Jambi bekerja sebagai petani kayu manis.

Kualitas kayu manis yang dihasilkan diJambi juga terkenal baik dan berkualitas tinggi sehingga banyak diminati oleh pasar internasional.

Yogyakarta dan Boyolali juga menjadi potensi pengembangan perkebunan kayu manis di Indonesia.

Di Yogyakarta, perkebunan kayu manis terdapat di daerah Gunungkidul, Kulon Progo, dan Bantul. Sementara di Boyolali, terdapat perkebunan kayu manis di Kecamatan Ampel dan Kecamatan Cepogo.

Di Kalimantan Selatan, terdapat perkebunan kayu manis yang dikelola oleh masyarakat di daerah-daerah seperti Tanah Bumbu, Hulu Sungai Tengah, dan Hulu Sungai Selatan.

Selain itu, terdapat juga perusahaan besar yang mengelola perkebunan kayu manis di Kalimantan Selatan.

Harga Kayu Manis

Harga kayu manis selalu menjadi perbincangan karena merupakan salah satu rempah termahal di dunia.

Pada tahun 2021, harga kayu manis berada di angka 10.975 rupiah per kg, sedangkan pada tahun 2022 turun menjadi Rp10.026 rupiah.

Pada tahun 2003, harga kayu manis berada di angka 8.427 rupiah, sedangkan tahun 2004 berada di angka 7.495 rupiah. Namun, pada tahun 2006, harga kayu manis anjlok menjadi 3.000 rupiah.

Saat ini, harga kayu manis di Indonesia masih tergolong mahal, terutama saat pandemi.

Menurut Tribunnews Banjarmasin, saat pandemi harga kayu manis di Desa Haratai, Kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan mencapai 70.000 hingga 80.000 rupiah untuk kayu manis kering.

Namun, saat ini hanya berada pada kisaran harga 52 hingga 53.000 rupiah per kgnya.

Dengan potensi yang besar dan permintaan global yang terus meningkat, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan perkebunan kayu manis dengan lebih baik lagi dan meningkatkan nilai tambah produk kayu manis agar dapat memperoleh harga yang lebih tinggi di pasar global.***

Posting Komentar untuk "Mengenal Manfaat Kesehatan dan Potensi Perkembangan Perdagangan Kayu Manis, Rempah Primadona Incaran Para Pedagang "